Gerakan #Blokirkominfo: Kebebasan Berpendapat sebagai Penanda Mengambang dalam Perspektif Content Creator

Authors

  • Finsensius Yuli Purnama Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.55397/cps.v4i2.115

Keywords:

Penanda Mengambang, Kebebasan Berekspresi, Gerakan Digital

Abstract

Penelitian ini menganalisis reaksi publik terhadap kebijakan pemblokiran platform digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Indonesia yang memicu kontroversi luas di media sosial, terutama Twitter, dengan tagar #blokirKominfo menjadi trending pada 30 Juli 2022. Studi ini menggunakan analisis wacana politik dari Ernesto Laclau dan Chantal Mouffe untuk menggali makna kebebasan berekspresi di kalangan content creator muda. Metode penelitian meliputi wawancara mendalam dengan tiga content creator yang aktif di berbagai platform digital seperti YouTube dan TikTok. Temuan menunjukkan bahwa kebijakan pemblokiran oleh Kominfo memicu rasa tidak aman dan ketidakpastian di kalangan pekerja online, terutama terkait penggunaan platform transaksi seperti PayPal dan aplikasi streaming. Selain itu, ada peningkatan praktik self-censorship di kalangan content creator untuk menghindari potensi konflik hukum berdasarkan UU ITE. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kebebasan berekspresi yang diatur dalam konstitusi Indonesia dan standar internasional sering kali terganggu oleh kebijakan pemerintah yang tidak konsisten. Implikasi dari studi ini menunjukkan perlunya kebijakan yang lebih mendukung ekosistem digital yang inklusif dan aman bagi para content creator, serta pentingnya pemahaman mendalam terhadap dinamika wacana kebebasan berekspresi dalam konteks politik dan budaya Indonesia.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Andersen, N. A. (2003). Discourse Analytic Strategies, Understanding Foucault, Koselleck, Luhman. The Policy Press.

Cenamor, J., Parida, V., & Wincent, J. (2019). How entrepreneurial SMEs compete through digital platforms: The roles of digital platform capability, network capability and ambidexterity. Journal of Business Research, 100, 196–206. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2019.03.035

Fahmi, I. (2022). #BlokirKominfo Dalam Pemberitaan dan Perbincangan 19 – 30 Juli 2022. https://pers.droneemprit.id/blokirkominfodalam-pemberitaan-dan-perbincangan19-30-juli-2022/

Farkas, J., & Schou, J. (2018). Fake News as a Floating Signifier: Hegemony, Antagonism and the Politics of Falsehood. Javnost - The Public, 25(3), 298–314. https://doi.org/10.1080/13183222.2018.1463047

Flowers, S., & Meyer, M. (2020). How can entrepreneurs benefit from user knowledge to create innovation in the digital services sector? Journal of Business Research, 119, 122–130. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2020.01.025

Goodman, Douglas J & Goerge Ritzer. (2004). Teori Sosiologi Modern. Kencana

Irawanto, B. (2019). Analisis Wacana Laclau dalam Hamparan Wacana: Dari praktik Ideologi, Media, Hingga Kritik Poskolonial (W. Udasmoro (ed.)). Penerbit Ombak.

Jorgensen, M. W., & Phillips, L. (2002). Discourse analysis as theory and method. Sage Publication.

Laclau, E. (1996). Deconstruction, Pragmatism, Hegemony (C. Mouffe (ed.)). Routledge.

Laclau, E. (2003). Discourse and jouissance: A reply to Glynos and Stavrakakis. Journal for Lacanian Studies, 1(2), 278–285.

Laclau, E., & Mouffe, C. (1985). Hegemony and Socialist Strategy: Towards a Radical Democratic Politics. Verso.

Laclau, E., & Mouffe, C. (1995). Hegemony and Socialist Strategy: Towards a Radical Democratic Politics. Verso.

Moraes, S. E. (2016). Global Citizenship as Floating Sigifiers, Lesson from UK. International Journal of Development Education and Global Learning, 6(2).

Purnama, F. Y. (2011). Media baru dan kekerasan agama di Indonesia. Jurnal Cakrawala, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, 1(2), 220–233.

Purnama, F. Y. (2016). Semen VS Samin: The Petition online Change.org in Perspective of Laudato Si. Journal Philippiniana Sacra, University of Santo Thomas, Manila, Philippines, LII (157), 803–814.

Purnama, F. Y. (2021a). Kelindan Kenikmatan Intermedia: Dari Manga Hingga Maidcafe, Intermedialitas dan Politik Identitas di Era Digital. Penerbit Ombak.

Purnama, F. Y. (2021b). Tweeting Populism in the 2019 Indonesian Presidential Election. International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding, 8(1).

Rahmanto, T. Y. (2016). Kebebasan berekspresi dalam perspektif hak asasi manusia: Perlindungan, permasalahan dan implementasinya di Provinsi Jawa Barat. Jurnal Ham, 7(1), 45–53.

Rheingold, Howard. (2012). Net Smart: How to Thrive Online. The MIT Press

Saukko, P. A. (2003). Doing research in cultural studies: An introduction to classical and new methodological approaches. Sage.

Schanz, Matthias. (2018). The Nation as an Empty Signifier. Nationalism outside the left-right Dichotomy. Dotoral disertation

Znagui, Z., & Rahmouni, B. (2019). What ecosystem model to support the creation of social innovation technopoles? Procedia Computer Science, 158, 877–884. https://doi.org/10.1016/j.procs.2019.09.126

Downloads

Published

2024-12-31

How to Cite

Purnama, F. Y. (2024). Gerakan #Blokirkominfo: Kebebasan Berpendapat sebagai Penanda Mengambang dalam Perspektif Content Creator. Communicator Sphere, 4(2), 90–105. https://doi.org/10.55397/cps.v4i2.115